Thursday, October 5, 2017

Pengemis Cilik untuk Mesjidku


Tadi baru-baru saja, saat keluar rumah, saya bertemu dengan beberapa anak-anak kecil dipinggiran jalan perempatan lampu merah, ada beberapa anak berdiri sambil memegang kotak kotak sumbangan seraya meminta sumbangan pada setiap pengendara yang berhenti termasuk saya. Miris hati melihat anak-anak ini. Pada saat itu, waktu sudah menunjukkan pukul 20.00 WITA, waktu dimana sebagian besar anak seumuran dia sedang asik duduk nonton TV, atau menyantap makan malam bersama keluarga. Lain halnya dengan mereka, mereka sibuk lalu lalang dipinggiran jalan, berharap belas kasihan orang lain. Kotak amal itu bertuliskan "Untuk pembangunan Mesjid". What??? Anak sekecil itu, disuruh mengemis ditengah jalan, tengah malam begini hanya untuk pembangunan mesjid? Speechless saya, tidak ada satupun kata yang bisa menggambarkan betapa mirisnya hati saya melihat keadaan itu.

Menurut saya, niat pembangunan mesjid, rumah ibadah itu sangatlah mulia. Betapa tidak, ini mesjid bukan sekedar rumah biasa, ini rumah Allah SWT, sungguh luar biasanya niat tersebut. Tetapi ada yang salah, Niatnya baik, tetapi cara memperoleh dananya yang agak mengganjal hati saya, dan jujur saya sedih melihatnya. Kenapa harus "mempekerjakan" anak kecil? Anak yang masih dibawah umur, di jam yang tidak wajar pula. Itu yang salah. Dimana peran orang dewasa?seharusnya masih ada cara yang lebih arif, yang lebih baik lagi ketimbang menjadikan anak-anak itu sebagai pengemis ditengah jalan. Bukankah dalam islam mengajarkan bahwa tangan diatas lebih baik ketimbang tangan dibawah? Artinya agama islam tidak mengajarkan kita untuk menjadi pengemis, islam mengajarkan kita untuk bekerja keras dan berusaha, terlebih lagi ini dilakukan untuk niat yang baik. Mungkin masih ada cara yang lebih arif. Biarkanlah anak-anak itu mengenyam pendidikan yang baik, bersekolah di waktu mereka harus sekolah, belajar diwaktu mereka harus belajar, dan bermain di waktu mereka harus bermain, perlakukanlah mereka selayaknya seorang anak, ajarkanlah yang baik. Seperti orangtua kita mengajarkan yang baik kepada kita. Jadikan anak anak itu penerus bangsa yang berjiwa pemberi, bukan penerus bangsa yang berjiwa pengemis.

Terlepas dari itu semua, mungkin saja hal ini tidak akan terjadi jika kita mau bahu membahu membangun rumah ibadah itu, seandainya orang orang diatas sana lebih peka, dan lebih bijaksana dalam memberikan bantuan untuk pembangunan mesjid, mungkin anak-anak itu tidak harus turun ke jalanan. Entahlah..

0 comments:

Post a Comment